LITERASI UNTUK INDONESIA, NEGARA INI BUTUH JENDELA!

Terlahir dari kedua orang tua yang hanya lulusan SMA bukanlah menjadi penghalang untuk saya mencintai dunia literasi dan sosial. Hanya menjadi seorang pegawai kontrak tidak membuat ayah saya berfikir bahwa lulusan SMA sudah cukup, beliau mengajarkan bahwa pendidikan itu adalah nomor satu, cerdas itu bukan berarti saya harus selalu juara kelas, tapi cerdas adalah tentang bagaimana cara saya bisa mencapai tujuan saya.
 Saya tidak punya cukup uang untuk bimbingan belajar, untuk itu saya selalu membeli buku lebih dari 3 untuk belajar secara mandari dirumah. Ayah saya juga tidak berkelebihan uang, untuk itu beliau selalu kerja dua kali lebih banyak dari orang lain agar mampu membayar uang kuliah saya. Hal ini yang akhirnya menjadikan saya selalu mencari beasiswa, selalu membaca buku, selalu ikut kegiatan kampus dan selalu mengambil peluang apapun untuk bisa berpenghasilan sendiri. Hal itu saya lakukan karna saya ingin terus menempuh pendidikan, saya ingin menjadikan kerja keras ayah saya tidak sia-sia, karna putrinya bisa melakukan banyak hal dan bermanfaat untuk orang lain. Inilah awal saya mencintai literasi, awal saya ingin bermanfaat, bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain.
Literasi pada dasarnya adalah kemampuan seseorang dalam membaca dan menulis. Akan tetapi lebih dari itu, national institute for literacy mengartikan literasi sebagai kemampuan untuk mengenali dan memahami ide-ide yang disampaikan secara visual. Jika dilihat dari pengertian dan konteksnya, mungkin akan banyak orang yang mengasumsikan bahwa literasi adalah sesuatu hal yang membosankan, tidak menarik, dan datar. Hal ini terbukti di Indonesia, berdasarkan studi Most Littered Nation In the World 2016  menyebutkan bahwa minat baca di Indonesia berada pada urutan ke-60 dari 61 negara. Keadaan yang sangat memprihatinkan, padahal infrastruktur penunjang minat baca di Indonesia sudah menyetarai negara-negara di Eropa. Hal ini membuktikan bahwa literasi adalah sesuatu yang hampir tidak dilirik oleh penduduk bangsa ini, padahal kegiatan membaca dan menulis bukanlah sesuatu hal yang membosankan. Dengan membaca kita menjadi lebih kritis, lebih sensitif dan lebih peka terhadap sesuatu.
Membaca dan menulis tidak selalu dikaitkan dengan buku atau artikel yang memang sangat keilmuan, kita bisa menjadikan membaca dan menulis itu menyenangkan, membuat kita bisa melihat sisi lain dari sesuatu, mengajarkan kita kritis terhadap segala isu, sehingga tidak menjadi korban hoax ataupun generasi pengikut (followers). Menciptakan budaya cinta membaca dan menulis memang tidak mudah, terlebih kini sudah banyak media-media informasi yang tidak lagi mengedepankan tulisan, tetapi lebih kepada pendekatan visualisasi. Menyebarkan informasi melalu media video atau pun suara seperti radio bukanlah sesuatu hal yang buruk, akan tetapi membaca memiliki kelebihan dari keduanya. Dengan membaca dan menulis kita bisa jadi lebih mengingat suatu informasi, kita juga bisa lebih paham dalam menyerap suatu ilmu, ilmu itu akan bertahan lama dan abadi dengan tulisan.
Melihat minimnya minat baca di Indonesia sekarang ini, sebagai seorang mahasiswa saya ingin turut berkontribusi. Saya ingin pemuda Indonesia tidak merasa asing dengan membaca, ingin generasi penerus bangsa ini punya wawasan yang luas dan kritis terhadap sesuatu. Untuk itu saya mencoba menghidupkan budaya literasi ini dimulai dari diri sendiri dan lingkungan terdekat saya.
Menumbuhkan kecintaan membaca dan menulis pada diri sendiri bisa dilakukan dengan banyak mengikuti kegiatan yang berkecimpung dengan dunia literasi. Seperti menjadi bagian dari komunitas citizen journalism ataupun organisasi yang bergelut dalam keilmuan. Menumbuhkan kecintaan membaca di sekeliling saya bisa dilakukan dengan banyak hal, salah satunya membentuk forum diskusi umum untuk membahas isu-isu yang sedang hangat dan menjadikan agenda itu untuk menyebarkan artikel hasil kajian yang telah saya lakukan. Banyak dari teman-teman mahasiswa yang lebih tertarik membaca atau menulis ketika sedang dalam forum diskusi. Hal itulah yang menjadikan saya mendirikan forum literasi sahabat, dimana didalamnya saya mengajak teman-teman mahasiswa untuk banyak membaca dan menganalisa suatu permasalahan yang menghasilkan solusi untuk permasalahan tersebut. Forum ini memang belum menjadi forum diskusi skala besar, akan tetapi dengan adanya forum literasi ini secara berkelanjutan, saya secara nyata telah berkontribusi aktif untuk meningkatkan kecintaan baca dan menulis di sekeliling saya.

Kedepannya saya ingin melakukan banyak hal lain, seperti membangun bisnis dimana dalam proses pemasarannya menyertakan konten edukasi. Dengan banyak melakukan hal positif dan bermanfaat untuk sekeliling saya, saya berharap bisa memberikan pengaruh positif, dimulai dengan menebarkan virus kecintaan pada literasi, dan mengajak teman-teman untuk berkontribusi lebih untuk Indonesia, meskipun dengan hal kecil dan sederhana. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI NOVEL "AISYAH" - contoh resensi- contoh resensi buku

RESEP MAKANAN INDONESIA - Ikan Kakap Merah Bumbu Kuning

ENJOURTY!